SUKOHARJO (VOXindonews) - Program Re-branding Gunung Taruwongso oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro (Undip) berhasil dilaksanakan di Desa Watubonang, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo.

Kegiatan ini diinisiasi atas permintaan dari Welas Efendi, yang meminta mahasiswa KKN Tim II Undip untuk memberikan ide-ide segar kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat dalam upaya membangkitkan kembali potensi wisata Gunung Taruwongso, yang telah mengalami penurunan pengunjung sejak tahun 2015.

“Harapannya dengan ide-ide kreatif dari adik-adik mahasiswa KKN dari Undip dapat meningkatkan eksistensi yang sempat padam dari Gunung Taruwongso,” ungkap Kepala Desa Watubonang itu.

Dalam program ini, mahasiswa KKN Tim II Undip memberikan beberapa usulan strategis untuk revitalisasi Gunung Taruwongso. Di antaranya adalah perbaikan fasilitas, pengajuan penambahan event-event yang menarik, serta membukukan legenda mengenai Gunung Taruwongso ke dalam bahasa Inggris.

Buku legenda Gunung Taruwongso. 

Mahasiswa KKN Tim II Undip terdiri dari Laras Rahmadi Puspitasari, Dhina Septi Azzahra, Hidayah Renaningsih, Galang Setyo Nugroho, Awliya Pramesti Adinda Zahwa, Priscilla Putri Thalia, Hanida Desira Nailufar, Khoirunnisa, dan
Fatharik Kurnia Ramadhan. Dengan dosen pembimbing Muhammad Ghazi Agam Sas, S.P., M.Si.

Buku legenda yang berjudul "Legenda Gunung Taruwongso: Perjalanan Rangeran Banjaransari" ini menceritakan kisah perjalanan Rangeran Banjaransari, seorang keturunan kerajaan Mataram, yang kemudian menetap di wilayah Gunung Taruwongso, berkontribusi bagi lingkungan sekitar, hingga akhirnya dimakamkan di gunung tersebut.

Buku ini ditulis oleh Hidayah Renaningsih, mahasiswa Program Studi Sastra Inggris, dan akan dibawa ke Gelar Karya Kabupaten Sukoharjo untuk diperkenalkan kepada mahasiswa, dosen, serta perwakilan Kabupaten Sukoharjo.

Harapan ke depannya, program ini dapat menjadi langkah awal untuk membangkitkan kembali popularitas Wisata Gunung Taruwongso, menarik lebih banyak wisatawan, serta melestarikan budaya dan sejarah lokal melalui pendekatan yang kreatif dan inovatif. (FJ)