- 18/06/2025
SUATU sore, suasana Ponpes Dar Aswaja Kubu, Rokan Hilir ramai dengan berkumpulnya anak anak muda berseragam jas hijau dan loreng seperti tentara. Ya mereka adalah Anak anak muda kader Gerakan Pemuda Ansor dan Banser yang sedang bermusyawarah memilih ketua baru Pimpinan Cabang Ansor Rokan Hilir periode 2025 - 2029.
Teriakan yel yel "Aswaja" "Akidah Kita" menggelegar di sela sela kegiatan yang dihadiri oleh ulama kharismatik pimpinan Ponpes Dar Aswaja, KH Usman Syauqi, Pimpinan Ponpes Tanah Merah Kyai Nawawi Abdullah, dan Pimpinan Ponpes Assyifa Balam, Gus Syamsul Arifin.
Ya, Ansor Riau khususnya Rokan Hilir memang sejak lama menegaskan keberadaannya sebagai penjaga Islam Ahlusunnah Wal Jamaah yang menjadi ciri keislaman mayoritas masyarakat Melayu Riau secara keseluruhan.
Apalagi di Rokan Hilir, jejak jejak ulama Aswaja bisa ditemukan dari tiga ulama besar seperti Syech Datuk Batu Hampar, Syech Zainudin Tanah Putih Tanjung Melawan dan Datuk Rambai Kubu. Termasuk diantaranya yang Mashur adalah Syech Oesman Syahabudin Al Kholidy penganut Tariqat Kholidiah Wa Naqsabandi murid utama Syech Wahab Rokan Basilam.
Ketua Pimpinan Pusat GP ANSOR, H Purwaji dalam arahannya sore itu juga kembali menekankan bahwa jati diri Ansor adalah penolong bagi dakwahnya Nahdlatul Ulama, dakwahnya Kyai serta Ulama NU di Riau dalam menjaga dan mensyiarkan Islam Aswaja di bumi Melayu.
Langkah GP ANSOR selama beberapa tahun terakhir ini terlihat semakin mendapat dukungan dari masyarakat Melayu. Misalnya dengan semakin banyaknya anak anak muda Melayu yang akhirnya bergabung di dalam gerakan Pemuda Ansor. Sebut saja Sahabat Broto Wiguna, yang secara nasab adalah zuriyat dari Syech Oesman Syahabudin Al Kholidy yang haulnya diperingati secara Akbar oleh masyarakat Rokan Hilir beberapa bulan lalu.
Keterlibatan anak anak muda Melayu dalam gerakan Pemuda Ansor itu tentu lahir atas kesadaran sejarah dan ideologi bahwa Riau sebagai tanah Aswaja harus terus dijaga dan dilestarikan. Kesadaran anak anak muda Melayu ini menjadi angin segar bagi keberlangsungan dan eksistensi Ansor di Riau. Apalagi mereka terlibat menjadi pemimpin pemimpin Ansor yang memiliki militansi dan loyalitas tinggi kepada organisasi.
Sudah terbukti, bahwa NU, Ansor dan Melayu tidak dapat dipisahkan apalagi dibenturkan. Ansor Banser adalah Aswaja, sebagaimana Melayu juga Aswaja. Kerja kerja nyata di lapangan untuk menguatkan keduanya adalah kunci bagaimana harapan para ulama Melayu dulu yang menghendaki anak cucu generasi hari ini dan masa depan tetap dalam barisan Ahlusuunah Wal Jamaah bisa menjadi kenyataan. Semoga saja..***
Ansor berkhidmat kepada Melayu GP Ansor Rokan Hilir VOXindonews Lazada Shopee